Beberapa waktu lalu, bunda saya dari luar kota mengunjungi saya di Jakarta. Seperti biasa bunda saya akan selalu mengajak saya untuk menemaninya mencari beberapa baju, tas dan berbagai kelengkapan wanita muslimah dan perlengkapan untuk Ayah. Biasanya petualangan bunda mencari berbagai perlengkapan ini akan memakan waktu sampai seharian, dan tidak akan berhenti sampai bunda menemukan perlengkapan sesuai keinginannya.
Jujur, sebenarnya saya termasuk tipe wanita yang tidak terlalu suka pergi berbelanja, apalagi berbelanja di tempat-tempat yang tidak menjadi tempat berbelanja favorit saya , hahaha…Maklum bundaku suka sekali berkelilingng dari satu tempat ke tempat belanja lainnya yang menurutku membuat kepala ini jadi pusing….hahahaha…
Dan satu lagi, saya bukanlah wanita yang sabar dalam hal tawar menawar. Saya termasuk wanita yang suka membeli produk-produk yang sudah jelas price listnya disetiap productnya. Bagi saya bila saya sudah “streg” dgn barang tersebut, nominalnya masuk budget, langsung bungkus..hahaha….(Tipe wanita yang aneh yach…qiqiqiqi)
Kecuali untuk hal-hal yang bersifat seni, nah ini pasti beda…. saya akan tergila-gila….bisa buat orang lain terbalik…bete setengah mati… kalau harus nemani saya ngabisin waktu berputar-putar melihat seantero jagat hanya untk memilah-milah benda-benda ini, apalagi akhirnya hanya untuk menikmatinya karena nggak mampu untuk dibawa pulang (duitnya kurang….haiyah…mampu lihat…tak mampu bayar…haiyah…)
Nah… meskipun dengan setengah hati, dan setengah terpaksa, aktivitas menemani sang bunda tercinta berbelanja tetap jadi. Kami berangkat juga ke pusat-pusat perbelanjaan yang bunda mau tersebut.
Kami mengunjungi setiap toko yang menyediakan pakaian muslimah bagi kaum hawa dan adam ini. Bunda saya mencoba beberapa pakaian yang menurutnya bagus, dari satu toko ke toko lain sampai kepalaku jadi benar-benar pusing. Tapi lagi-lagi bunda selalu mengembalikan semuanya dengan berbagai alasan..warnanya nggak cocok utk umur beliau, ukurannya sempit, terlalu nglamour, kurang ini, itu, bla-bla,bla….
Duh….capek dech bunda…sebenarnya nih bunda mau belanja, apa mau nyoba doang sih ?…(Taring dan tandukku mulai muncul, qiqiqi…)
Seiring waktu berjalan, saya mulai lelah dan bunda saya mulai melihat wajah frustasi saya.
Akhirnya pada toko terakhir yang kami kunjungi, bunda saya mencoba satu stel baju muslimah berwarna hijau pupus yang sebelumnya terpajang disebuah boneka patung etalase toko.
Modelnya dibagian pinggannya ada seutas tali. Di bagian tepi lehernya ada bordir simple yang dikerjakan dengan sangat halus dan rapi. Pilihan bundaku kali ini saya nilai sangat elegan.
Karena saya juga mulai tidak sabar, saya minta agar bunda saya segera mencobanya. Maka untuk kali ini saya ikut masuk dan berdiri bersama bunda saya dalam ruang coba pakaian toko tsb.
Saya membantu bunda agar beliau mencoba pakaian tersebut. Saya juga membantu bunda, untuk mengikat tali baju tersebut ke belakang agar pas di badan.
Disini saya mulai merasakan hal yang berbeda. Saya merasa jantung saya mulai berdebar dengan kencang. Tak sengaja saya melihat jari-jari bunda sudah mulai dilumpuhkan oleh penyakit radang sendi sehingga saat bunda saya mencoba memasang kembali sepatu sandalnya yang tadi di kenakannnya, saya melihat beliau menahan rasa sakit. Dan ternyata beliau tidak dapat melakukannya. Seketika itu juga rasa ketidaksabaran saya tergantikan oleh suatu rasa kasihan yang dalam kepadanya. Lalu, dlm sekejap saya membantu bunda agar sepatu sandalnya dapat terpasang kembali dengan baik.
Tapi dlm sekejap pula, saya mulai membalikan bada saya sebentar dari cermin yang terpampang di ruang ganti tsb. Saya mencoba sekuat tenaga untuk menyembunyikan air mata yang keluar tanpa saya sadari.
Setelah saya mendapatkan ketenangan lagi, saya baru berani menampakan wajah saya lagi agar bunda saya dapat juga memandang saya dari cermin ruang ganti tsb.
Ternyata bunda sudah selesai memasang baju, sepatu sandal dan juga kerudungnya.
Saya minta bunda saya keluar utk melihatnya lebih jelas di luar ruang ganti toko tersebut ke tempat yang lebih leluasa. Saya melihat penampilan bunda tampak sangat anggun dan elegan dgn pakaian itu, bunda juga melemparkan senyuman beberapa kali di cermin, seakan tak merasakan sakit di sendi-sendinya seperti barusan. Malah bundaku menggodaku dan mulai bertanya kepada saya apakah beliau terlihat cantik dengan pakaian yang dikenakannya itu.
Yah Tuhan…Bundaku tampak sangat cantik dengan pakaian itu. Dan akhirya bunda memutuskan untuk membelinya.
Setelah keluar dari toko tersebut, bunda mengajak saya untuk mengakhiri petualangan kami belanja pada hari itu.
Tetapi kejadian tersebut terukir dan tidak dapat terlupakan dari ingatan saya.
Sepanjang sisa hari itu, pikiran saya tetap saja kembali pada saat berada di dalam ruang ganti pakaian tersebut dan terbayang tangan bunda saya yang sedang berusaha memasang sepatu sandalnya yang kebetulan ada pengait bagian belakangnya dan membuatnya agak kesulitan memasangnya karena usia bunda yang sudah tidak muda lagi.
Ku teringat bahwa, Kedua tangan bunda yang dengan penuh dengan kasih, yang pernah menyuapi saya, memandikan saya, memakaikan baju, membelai dan memeluk saya, dan terlebih dari semuanya, berdoa untuk saya, sekarang tangan itu telah menyentuh hati saya dengan cara yang paling membekas dalam hati saya.
O… tuhan betapa pengalaman hari ini telah menorehkan pelajaran yang sangat berharga bagi saya. Saya sangat bersyukur bahwa Tuhan telah membuat saya dapat melihat dengan mata baru, betapa bernilai dan berharganya kasih sayang dan penuh pengorbanan dari seorang bunda yang kucintai.
Saya hanya dapat berdo’a bahwa suatu hari kelak tangan saya dan hati saya akan memiliki keindahannya tersendiri bagi beliau.
Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung, tetapi tak satu pun yang dapat menandingi kasih sayang seorang bunda.
Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung, tetapi tak satu pun yang dapat menandingi kasih sayang seorang bunda.
Terima kasih Tuhan, karena aku memiliki dirinya, seorang bunda yang segenap hati mencintai dan menyayangi diriku, meski terkadang saya anaknya banyak mengeluh untuknya. Dan kurang dapat meluangkan waktu untuk hari tuanya.
Berbahagialah yang masih memiliki bunda, lakukanlah yang terbaik untuknya, jangan pernah mengabaikannya karena Surga berada di telapak kakinya !!!.
Semoga tulisan ini membawa inspirasi dan manfa’at.
No comments:
Post a Comment