BAGIAN 14
Doa untuk
Kekasih
hati
Abid
Setelah
semalaman ku berfikir, aku jadi tak nafsu makan. Aku ingin menghampiri Keyla. Hatiku berkata, “Apa yang dilihat
Keyla pada diriku?”
Ia
datang di utara lorong kelas mendatangiku, hatiku tak karuan menatapnya. Aku
mencoba menata hatiku, mencoba meyakinkan diriku bahwa mungkin ada yang salah
dari memorinya.
“La....,”sapa ku dengan pelan
“Ya,…” jawab dengan mata berbinar entah apa
yang ia pikirkan tentang ku.
“Ehm,
maaf yah... ehmm”, aku tertahan. Rasa tegang menyusupiku, sedang Keyla tetap
setia menunggu.
“La…., Apa kamu tidak
salah kirim SMS?” akhirnya terucap.juga
ada rasa lega kurasakan, tapi tak kuduga jawabanya.
“Ngak....ko”,
katanya Bahkan ia meyakinkanku.
Mendengarnya
aku malah tidak tahu apa yang mesti kulakukan. Dalam hati berkecamuk, “tak
masuk akal”, “Benarkah??”, “Nauzubillah!”. Entah berjuta kali harus dijelaskan
agar aku yakin atas semua ini.
Ia
menarik baju lengan panjangku, dengan pelan-pelan aku melangkah bersamanya,
diiringi tatapan iri para teman laki-laki di kelasku, termasuk Ramon.
Jadinya
sore itu, kutemani dia jalan-jalan
sesuai isi ajakan smsnya. Untuk pertama kalinya aku jalan
seorang cewek, cantik lagi, “Ya Ampun”. Tapi tak bisa aku pungkiri perasaan
suka ku pada Keyla. Apa lagi ia selalu memanggilku, “AA”, membuatku merasa
ganteng, merasa menjadi pahlawan, penakluk Keyla. Aku pun tergoda dengan
kata-katanya, sampai aku pun memanggilnya dengan terpaksa. Ya Allah, “DE..”. Ketika mengucapnya,
seperti digelitik mau ketawa. Suasana yang kurasakan ini begitu tak terduga, semua rasa bercampur,
antara senang, tak percaya, takut, dan kaget. Aku mencubit pipiku, mencoba meyakinkan
diriku bahwa ini bukan mimpi.
Setelah lama jalan, malam pun datang kami pun tahu
itu seperti cinderella yang harus pergi tepat tengah malam, pergi dari istana sang pangeran. Kami pun berjalan pulang bersama. Membawa rasa masing-masing. Tak
satupun kata terucap ketika berpisah. Hanya tergambar senyum pada wajah kami.
Justru karenanya banyak tanda tanya, “akankah kulalui hari-hariku bersamanya?”,
“akankah Keyla benar-benar mencintaiku?”. Lagi-lagi aku masih ragu, tampaknya
aku karakter tipikal yang sulit meyakinkan diri terutama masalah perasaan kepada lawan jenis.
Mungkin karena ini terlalu mengejutkan sehingga masih belum percaya. Karenanya kucoba
meraba hatiku, “apakah aku mencintai
keyla?”.
Setiap
sabtu sore, jadi sangat istimewa, karena paginya di HPku pasti sudah terkirim SMS
dari gadis menawan itu. “AA... temenin aku, jalan ke MALL pulang sekolah yah!”. Kadang banyak SMS
masuk di HPku hanya untuk menanyakan kabar dan minta ngobrol. Akupun menjawab
semampuku, sepengetahuanku atau seromantis mungkin, he....he...he...
Kondisiku
kian parah, ketika aku mencoba men-cek diriku, apa aku bisa pacaran dengan Keyla? Padahal aku dikenal sebagai anak
rohis di
sekolah. Sedang anak rohis katanya anti pacaran. Sedang orang tua, jangan ditanya, jauh sebelum
aku menginjakkan kakiku di SMA sudah diwanti-wanti untuk tidak pacaran. Disuruh
untuk fokus belajar katanya.
Apalagi
saat ini, mau masuk bulan suci Ramadhan, tentunya bakal akan terjerumus
kebiasaan buruk remaja di bulan Ramadhan, apalagi setahuku Ramadhan dipakai untuk tempat banyak
melakukan ibadah.
Akupun
memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengan Keyla. Tapi berjalannya waktu
selalu tertunda. Entah kenapa? Barulah menjelang masuk Ramadhan, baru
kupaksakan diri untuk bertemu
mengucapkan perkataan sakral itu ‘PUTUS’.
aku pun mencari keyla. Setahu ku kalo jam-jam
begini ia meng sms ku untuk di ajak jalan-jalan dan ia ada di gerbang sekolah
menunngguku. Belum aku terima smsnya Aku sudah datang dengan cepat ke pintu gerbang sekolah. Ternyata ada keyla disana tampak sepi di gerbang sekolah, ketika ia melihat ku ia menyahut.
“AA.... baru aku mau SMS
ki, untuk ketemuan” katanya pada
ku. Tapi aku tak memperdulikannya, entah kenapa lagi-lagi
sifat ketertarikanku pada Keyla, nyerang. Ku atur hatiku, aku harus paksa diri
untuk mengatakannya..
***
“Semua telah diatur yang ilahi,
termasuk jodoh.”
***
Kunikmati
Ramadhan tahun ini dengan gegap gempita. Kulalui aktivitas ibadah ku seperti Tarawih, baca Al-Qur’an, bantu-bantu
anak rohis yang adain acara peskil dan buka puasa.
Tetapi, tiap hembusan nafasku
selalu terngiang kata Keyla. Aku tak dapat melupakannya walau jarak kami sudah
berjauhan. Tak jarang aku mengingat lagi sang kekasih, aku mengingat ketika
pertemuan itu dengannya.
“AA .... libur Ramadhan ini aku akan liburan di
Jakarta bersama keluarga”, “jaga dirimu bae...bae’na”, katanya hendak merayuku.
Kutangkap tatapan matanya memancarkan isyarat janji jika kembali nanti. Ia lalu
berlarian meninggalkanku sambil tersenyum. Belum lepas ia dari pandanganku, aku
telah merindukannya, rindu untuk pertama kalinya kepada seorang gadis.
dari pengelola blog:
gimana kisah selanjutnya.... nantikan kisah selanjutnya.....
karena sudah mau dekat ramadhan maka kisah cerbung agang di hentikan dulu untuk fokus ibadah....ok
pembaca juga harus banyak beribadah di bulan ramadhan ya......
No comments:
Post a Comment