BAGIAN 15
(‘Agang’) hati Abid
Tit ..tit.. nada suara
sms masuk. Lalu di buka isi pesannya.
--------------------
Hari
ini aku lagi membaca buku Novel Ayat-ayat Cinta yang kupinjam sama teman.
Sebenarnya aku ingin mengalihkan rinduku pada Keyla, karena SMSnya tadi sore,
katanya besok pagi ia sudah ke sekolah. Lebih sebulan Ramadhan ia di Jakarta. Tak
tahu mengapa aku tak ingin memikirkan Keyla. Malah
yang kubayangkan adalah Fahri, tokoh dalam novel Ayat-ayat Cinta yang berjuang terus istiqamah
dalam berIslam dengan balasan penuh keRidhoan Allah. Aku sudah lama membacanya setelah Idul Fitri, aku pun tanpa
sadar telah masuk bab-bab akhir hanya 2-3 hari saja.
Jam
belum menunjukkan jam 7.10, tinggal 5 menit. Tampaknya Keyla belum datang,
tanpa sadar aku masih memikirkannya. Aku pun banyak dzikir, aku sudah komitmen
untuk tidak memikirkan Keyla bahkan mau memutuskannya. Aku melangkah keluar menuju
ke musallah Al Iqro, sambil terdengar teman-teman kelas bercakap riah. Kulihat Ramon
menatap sinis tampaknya ia masih cemburu, karena aku pacaran dengan teman
dekatnya. Tapi tiba-tiba... belum sempat aku keluar, pas di depan pintu kelas,
Keyla muncul.
“Abid.....!!” teriakan keras Keyla bercampur gembira menambah keributan di kelas. Aku kaget bukan main, mungkin Ramon makin terbakar
cemburu. Entah kenapa aku tergagap, dan
kurasakan sesuatu seperti ada embun pagi yang masuk dalam
ubun-ubunku. Keyla meluapkan rindu dengan senyuman padaku. Entah sulit sekali
aku menata hatiku untuk melawan penjajah cinta bernama Keyla. Maka, hari-hari
berikutnya kulalui dengan rutinitas yang biasa dengan Keyla. Bosan plus dosa.
Kami
janjian seperti biasa di sore hari. Tapi kali ini beda aku sudah berkomitmen untuk mengakhiri hubunganku. Saat
itu dengan rasa suka dan duka, kami berjalan pulang. Lalu aku terhenti berjalan kemudian berbalik. Kukerahkan semua kekuatan yang tersisa setelah kejadian hari ini. kukatakan pada Keyla,
“La,
aku ingin akhiri hubungan kita”. Aku tidak memakai kata‘DE’ lagi. Tampaknya Keyla
tersadar dalam senyumnya yang lebar kini berubah, dramatis memang.
“Ke..
kenapa....?” tanyanya terbata-bata sambil mendekatiku dengan tatapan
berkaca-kaca. Tapi aku telah berketetapan hati untuk mengakhiri kisah cintaku
dan telah kusiapkan kalimat yang telah kuhapalkan.
“agang..’kata ku sedang keyla mengurutkan dahi
tak mengerti. Wajar memang karena aku memakai bahasa makassar. “ ‘agang’ itu
bahasa Makassar yang artinya sahabat…’ ku berikan jedah agak lama kulihat keyla
tetap diam menatapku menunggu penjelasan lagi.
‘Aku ingin kita tetap menjadi sahabat keyla...” aku memberi jedah sambil tertunduk, tak lama aku mengakat kepala lalu berkata.
“maafkan
Aku Keyla”. Begitu sederhana memang, sebenarnya aku banyak yang ingin kusampai, kalo ini juga berat
bagiku menjalani semua ini,.. dan seterusnya… tapi ku
urung niatku untuk mengatakannya.
Keyla
menatapku lebih dalam dengan tatapan mata yang kian berkaca-kaca. Entah apa
yang dia pikirkan Keyla, mungkin ia menganggapku ‘sok alim’, ‘jadul’ ‘Manusia
primitif’. Terserah apa yang dipikirkan Keyla. Tak kusangka ia berkata
“oh..... begitua ya?” katanya.
“terima kasih, atas kejujuranmu”, tambahnya kulihat ia berusaha merangkai senyum yang tadinya meredup. Aku tahu ini berat tapi entah apa yang di
pikirkan oleh keyla.
Keyla adalah gadis baik yang senantiasa menjadi teman baikku. Tak kupingkiri bahwa masa itu senantiasa terbayang walau sudah putus. Kuceritakan pada Ramon bahwa aku sudah putus sama Keyla. Ramon begitu senang, mungkin ia berkata dalam hatinya “Kamu bodoh sekali”. Sekali lagi aku tak peduli dengan semua perkataan orang padaku, yang penting yang kulakukan sesuai dengan prinsipku.
SUATU KEPUTUSAN YANG BERAT YANG DI AMBIL ABID...
NAMUN GIMANA KISAH SELANJUTNYA....
TETAP TERUS BERSABAR MENUGGU YAH....
No comments:
Post a Comment