Monday, October 8, 2012

BAGIAN 18 (Senyum Kemenangan)




BAGIAN 18 
(Senyum Kemenangan)

Pagi yang tentunya cerah buat Ramon. Sudah beberapa hari ia bolos akibat sakit kepala akibat mencerna pelajaran eksat/hitung, rumus, hafal, dan lain-lain. Tapi kali ini ia harus jalani semuanya. Di kelas XI IPA 4 dikenal kekompakannya, dan sepertinya semua orang tahu, kalo bukan karena itu sudah lama Ramon tidak masuk kelas. Ramon cukup salut kekompakan kelas ini, hanya saja ramon tidak terlalu respon acara kumpul-kumpul, paling tidak ini hal tambahan buat kelasnya.


“Pagi, semuanya!”, sapa Ramon pada seisi kelas.

“Eh Ramon, udah sembuh yah...?”, tanya Zaki dengan nada canda. Ramon hanya membalas dengan senyum. 

“Ramon!”, Anggie ikutan teriak. Secepat kilat ia balik ke meja Ramon.

Ramon menatap teman-temannya yang terlihat begitu sibuk.

“Kalian ngerjain apa sih?” tanya Ramon.

“Tugas kimia nih”, jawab Zaki sambil kembali nyontek.

“Banyak yah..?”, tanya Ramon lagi.

“Kalau soal banyak sih, nggak usah ditanya lagi, kamu udah tahun gimana Pak Zulkarnain, untung saja dia ganteng, kalau nggak aku sudah bolos tiap dia ngajar”, seru Anggie si centil. Ramon ketawa mendengarkan bersamaan teriakan seisi kelas.

“Huu..........!”

-------------------------

Hati ramon

Aku mendesah nafasku, “uhh.... capek sekali rasanya kerjain soal kimia”, kataku dalam hati. Sebenarnya pelajaran kimia ia tidak terlalu suka, walaupun begitu dia bisa kerja juga soalnya. Yang membuatnya pusing lagi adalah ternyata ada info dari teman-teman kalo ada ulangan mendadak dari pelajaran fisika sebentar.

Sudah beberapa bulan ku cekoki pelajaran berbau eksat = IPA, hitung, hafal rumus, dan lain-lain. Dia menyesal kenapa mau-maunya pindah di kelas IPA. Kalau bukan karena Keyla di IPA-1, maka udah dari dulu dia bertengger di 2 IPS-1.

Hari ini senin, untungnya pekan lalu ketemu sahabatnya Abid dan terkhusus Keyla. Entah kenapa semangat belajar bertambah dan datang ke sekolah muncul. Gara-gara kesibukan pelajaran yang berat dan kegiatan ekskul kami jarang ketemuan. Pas hari jum’at, kami janjian buat ketemuan rutin.

Berarti tinggal besok ketemuan pulsek di kantin, rasanya tak sabaran, walaupun begitu ia harus merelakan waktu istirahat sekaligus kerja tugas yang biasa dipake selesai pulang sekolah.

Yang membuatnya kepikiran, adalah ada Abid. Aku masih belum menerima kehadiran Abid antara aku dan Keyla. Aku ditolak Keyla tak terlepas dari akibat abid memutuskan keyla. Semenjak itu Aku patah hati dan tidak menerima kehadiran abid dalam persahabtan kami berdua. Terlebih-lagi Keyla pernah nembak Abid. Aku masih belum terima kehadiran abid, karena keyla sudah mulai tertarik sama abid semenjak kelas satu yang lalu. Atau keyla sekarang sudah suka padanya. Memikirkannya aku tambah pusing di buatnya.

Aku berpikir keras, sebenarnya kalo anak Rohis itu jarang dekat-dekat cewek, katanya sih takut dosa. Mungkin Abid tidak mungkin datang besok. Dan aku hanya tinggal berdua sama Keyla. Pasti sangat menyenangkan bersama keyla nantinya. Dan bila abid tidak datang lagi ini kesematanku memikat keyla lagi dan keyla akan menyadari keberadaanya. Kini Aku akan memenang persaingan merebut hati keyla. Persaingan dengan abid dari kelas satu sebenarnya tanpa kesepakatan kami untuk bersaing. aku pun tersenyum-tersenyum sendiri. Tiba-tiba, Zaki memukul kepalaku pake buku LKS kimianya.

“Prak...”

“Apaan lo senyum-senyum?”

BERSAMBUNG....................

2 comments:

  1. Replies
    1. Mm....campuran... antara kisah di sekolah dahulu... dan tambahan berupa pengalaman-pengalaman teman-teman rohis... serta bumbu-bumbunya...he..he...

      Delete