JUDUL CERBUNG (Cerita Bersambung):
AGANG ‘Dimensi Hati Persahabatan’
AGANG ‘Dimensi Hati Persahabatan’
BAGIAN 3 (Nama yang Merdu) hati Abid
Sebelum datangnya keyla
Aku melangkah ke mushallah sekolah untuk menunaikan shalat Dhuhur pas istirahat kedua. Entah kenapa pikiranku agak terganggu, dulu shalatku selalu khusyuk namun sekarang tidak lagi. Beberapa hari ini aku selalu kebayang satu nama. Nama itu bernama Keyla. Nama yang merdu di telingaku semenjak Ibu Rosa menyebutnya di ruang guru. Pikiranku menerawang mengingat kejadian itu.
“Ini Bu.. buku tugasnya”, aku menaruh pelan tumpukan buku di meja Ibu Rosa.
‘Oh.. iya..’ Ibu Rosa mengambil satu buku dan melihat sebentar halaman-halaman demi halaman. Ibu Rosa tampaknya memastikan sesuatu, Aku dengan sabar menunggu.
Tampaknya Ibu Rosa hanya tersenyum-senyum saja. Kadang menggeleng kepala melihat beberapa tugas buku X-9. Siswa tampaknya masih belum berubah. Tugas matematikanya masih banyak salah, bisa juga dilihat ini jawaban asal nyontek aja, dan tidak semua siswa mengumpulkan buku tugasnya.
“Bu... saya duluan...”, kata ku yang memecah lamunan Ibu Rosa. Aku sudah tak sabar ingin kembali ke kelas.
“Oh... iya, terima kasih yah abid ..!!”, jawab Ibu Rosa dengan lembut. Belum sempat Aku melangkah. Ibu ros menahanku.
“Eh, tunggu... Abid!”, kata Ibu Rosa terburu-buru. Ibu Rosa tersadar, ada yang sesuatu yang terlupakan dan sepertinya ada sesuatu yang membuat Bu Ros harus minta bantuan oleh siswa yang di hadapannya sekarang. Ya aku sendiri.
“Iya Bu, ada lagi?” kataku sesopan mungkin.
“Mm..., begini.... Ibu mau minta tolong...”
“Lusa... itu ada anak baru yang datang dari Jakarta. ‘Ortunya itu kenalan ibu, maka ibu menguruskannya ke sekolah ini. InsyaAllah dia akan di kelas X-9, di kelasmu. Ibu minta kamu membantunya dalam beradaptasi di sekolah, bahkan di kelas. Walaupun sebenarnya ia itu, periang, baik ji orangnya, tapi mudah bergaul takutnya ia bergaul dengan teman yang salah” panjang lebar ibu ros menjelaskan padaku.
“kamu itu anak yang rajin, walau tidak cerdas-cerdas amat, tapi kamu baik dan anak Rohis lagi. Aku harapkan kamu bisa arahkan dia, jangan sampai dia bergaul sama anak nakal di kelas X-9 itu”, tambah Ibu Rosa mendengar hal itu aku mengerutkan dahi agak heran, bukannya tidak mau, tapi....
“Lebih bagus bu..., ditempatkan saja di kelas X-1, X-2, yang kurang siswa yang nakal bu?”, kataku.
“Itumi.. yang jadi masalah, dia itu maunya di sekolah di sini dan bahkan mau di kelas X-9”, jawab Ibu Rosa.
“kenapa dia mau di kelas X-9, Bu?” tanyaku ada rasa penasaran kian bertambah.
Ku lihat bu ros diam. Kayanya Ibu Rosa ragu menyampaikan ini padaku. Tapi ibu Rosa menyuruh mendekat dan berkata berbisik.
“Dia itu, punya teman sejak kecil, dan dia ingin dengan temannya itu sekelas.
“Ah.. temannya itu ada dikelas X-9...” mendengarnya aku heran bercampur tak percaya.
“temannya itu namanya Ramon, teman kelasmu” Aku agak kaget mendengarkannya, plus aneh.
“Tampaknya dia suka sama Ramon” tambahnya.
Aku mencoba menganalisis apa yang telah disampaikan ibu ros kepadanya. Aku dengan pelan mengangkat kepala dan diam agak lama. ‘Ku kira apa, ternyata.....’, (emangnya kau pikir apa)”,
‘paling tidak Elo, bantu sampai dia dekat sama Ramon’
‘ kalo gini sih, gue nggak setuju, nyuruh gue, kasih dekat sama orang, kayak mak comblang aja”, gumamku. Aku tak menaggapi permintaan itu. Aku hanya mengaguk paham namun tentang mak comblang itu harus di pertimbangkan dulu. Selesai percakapan itu, aku balik melangkah menuju ke kelas dan kudengar bu ros berkata lagi.
“Oh, iya nama siswi baru itu namanya Keyla” Kata ibu Rosa dan aku terus melangkah tak menjawab. Entah dari mana asalnya kata keyla terus terngiang di kepalaku. Pada hal aku masih mempertimbangkan kemuan dari bu ros padaku. Sampai besok kata Keyla .... nama itu selalu saja merdu di telingaku.
------------------
“Astagfirullah... gue lagi shalat ni”, lagi-lagi shalatku tidak khusyuk karena memikirkan hal tersebut.
TERNYATA abid telah mengetahui akan kehadiran keyla sebelumnya... dan telah mulai tertarik....
Pengelola blog : silahkan komen kritikdan saranya....
No comments:
Post a Comment