BAGIAN 5 (Kompetisi)
Beberapa hari kemudian ternyata Keyla tak menyerah begitu saja, ia bertekad akan menyadarkan Ramon akan keberadaannya dan berharap dapat melanjutkan status persahabatannya ketika waktu SMP itu. Ia akan mengingatkannya pada masa-masa indah dulu, seperti pelajaran IPA, Matematika yang Ramon suka dan pintar menjawab soal-soal matematika waktu di SMP dulu. Maka keyla pun dengan semangat belajar 2 kali lipat dari pada siswa yang cerdas.
---------
Keyla menulis di papan watheboard dengan lincah. Tampaknya rumus-rumus sudah di luar kepalanya dan dia berhenti dan tersenyum mendapatkan hasilnya dan dia yakin benar. Pak Zainal melihat seksama, tulisan Keyla dan ia pun tersenyum dan berkata.
“Benar sekali Keyla”, dibarengi dengan tepuk tangan. Keyla mengedarkan pandangannya ke kelas dan menyangka melihat momen tersebut. Dan ya ada romon, Ramon tampak berwajah tidak minat. Tapi Keyla memandangnya agak lama, Ramon juga menangkap pandangan itu. Ia membaca bau persaingan seperti waktu di SMP dulu. Ramon seakan mendidih hatinya, kalo bukan karena Pak Zul guru BK memarahinya karena telah beberapa kali bolos, tentu ia tidak akan menerima tatapan Keyla.
“Apa-apan sih, Keyla liat kaya gitu?” gumam Ramon. “kau jangan ingatkan aku masa-masa itu, Keyla”,dalam hati Ramon agak tenang terbang bernostalgia. Mengingat dengan semangat belajar dan menjawab soal-soal dari guru. “ya memang kami selalu bersaing menjawab soal apalagi IPA waktu itu”
“Eh,.. Ramon,.. Keyla hebat juga yah?” kata Aldo yang duduk disamping ramon menghentikan khayalan ramon.
“Biasa aja...” jawab ramon enteng. Ramon berkata
‘itu soal mudah.. danget.. orang yang baru belajar saja pasti bisa’ remeh ramon. Mendengar itu, aldo menantang ramon.
“Emang elo bisa jawab soal selanjutnya?” tantang Aldo dengan mencibir. Ramon tubuhnya bergemuruh ingin menunjukkan kemampuannya. Waktu SMP pelajaran IPA dapat nilai sempurna bersama Keyla. Dan ia tak bisa menahan untuk menunjukkan sama Aldo dan seisi kelas. Lalu pak zainal menanyakan soal selanjutnya dan menawarkan siapa yang berani menjawab di depan.
Ramon angkat tangan bersamaan dengan Abid, tapi Abid lebih dulu. Teman-teman sekelas agak heran melihat Ramon angkat tangan tapi kecuali Keyla.. Pak Zul bingung pilih mana,
“Saya kasih Ramon untuk jawab soalnya, pak” Kata Abid. Keyla tersenyum mendengarkannya.
Mendengar hal itu Ramon spontan naik ke atas tanpa aba-aba, sekelas lebih terheran lagi melihat Ramon yang dikenal suka bolos dan nakal, menjawab soal itu. Dengan cepat ia menjawab soal itu dan berhasil mendapat angka terakhir. Tapi ...
“Ramon, itu soal nomor 3 yang dikerja nomor 2 sekarang” Kata Pak Zul
Dibarengi tawa dan rasa tak percaya teman sekelasnya.
------------
Pak Zul melanjutkan pelajaran saat akhir.
“anak-anakku sekalian, bulan depan ada kompetisi Sains tingkat kota Makasar, yang akan diikuti seluruh SMA di Makassar, termasuk sekolah kita, oleh karenanya khusus kelas X-9 akan ada les tambahan untuk mengikuti seleksi sekolah kita yang akan mewakili sekolah di lomba tersebut, jadi saya harap anak-anakku sekalian kumpul besok pulang sekolah di sini untuk mengikuti les tambahan itu” panjang lebar Pak Zul.
Keyla berusaha menarik simpatik ramon dan berharap ramon dapat kembali menjadi sahabatnya...
berhasil kah keyla...??? nantikan kisah selanjutnya....
No comments:
Post a Comment